Rabu, 27 Desember 2017

10 Hari Tanpa Mentari, 6/6 Teacher Education in Indonesia

Nah kelas berikutnya kami diskusi tentang bagaimana pendidikan guru di Indonesia - Iyaya mereka kan school of teacher jadi bahasan guru ditekankan sekali di program ini
Presentation from MORA on Teacher Education in Indonesia, discussion and comments
University campus, Futura Building, Room F210
Address: Yliopistokatu 7, Joensuu

Diskusinya dipandu oleh Dr. Minna Mäkihonko, yang udah 8 kali ke Indonesia dan sempet jadi dosen tamu di Universitas Negeri Semarang. Yang didapuk presentasi kebetulan saya dan seorang guru Bahasa Inggris MtsN Mojokerto yang sekarang sudah jadi Pengawas Madrasah di Kabupaten Mojokerto Jawa Timur Bapak Muhamad Zainuri kebetulan Masternya juga Bahasa Inggris jadi jago deh bahasa Inggrisnya.



gak tahu berapa lembar oret2annya yang jadi nya aja masih ada
kalimat yang kelupaan (yang orange) hehe
Saya presentasi pakai teks hihihi lama nggak ngomong Inggris takut belepotan, tentang perkembangan kompetensi guru di Indonesia, maaf ya para guru...ini kenyataan yang saya lihat, kalau malu, nanti kita nggak ketemu solusi yang baik dan bijaksana untuk kemajuan pendidikan di Indonesia, sepakat ya...

Saya cerita sebelum ada kebijakan sertifikasi guru, masih banyak guru guru Indonesia yang belum S1, Nah kebijakan sertifikasi guru ini lambat laun mendorong guru untuk Bachelor Degree. Saya juga cerita bagaimana kementerian agama memberikan beasiswa S1 dan S2 untuk guru - dalam rangka peningkatan kompetensi. Dan data terakhir menyatakan masih tersisa 2877 guru dari 2,7 juta guru di Indonesia yang belum S1. Persoalan peningkatan kualitas guru di Indonesia memang bukan perkara mudah - perlu political will yang kuat dari pemerintah untuk ini.

Presenter kedua pak Zainuri dengan bahasa Inggrisnya yang lancar, menceritakan tentang guru guru Madrasah dan guru guru Diknas, bahwa nama sekolah di Indonesia berbeda ada yang dibawah Kementerian agama RA - MA dan dibawah Kementerian Pendidikan TK - SMA walau level dan mata pelajaran serta kurikulumnya tidak jauh berbeda, kecuali kurikulum agama Islam. Beliau juga cerita mengenai pendidikan guru di Indonesia khususnya guru Madrasah

Ketika Pak Naim (Kepala MAN IC Gorontalo) menanyakan ke MInna kira kira solusi pendidikan di Indonesia dari mana dahulu yang diperbaiki, kurikulum, guru atau penyebaran guru mengingat topografi Indonesia yang berpulau pulau.

Jawaban Minna, dia sudah belajar kurikulum Indonesia kurikulum 2013 sudah bagus, kuncinya ada pada peningkatan kualitas Guru dan Universitas penghasil guru ... nah lo

Saat feedback sebelum upacara penutupan, saya tanya lagi Minna masalah gimana merubah paradigma guru (Mereka kan reformasi pendidikan tahun 1970) nah jawaban Minna masih sama untuk di Indonesia 1. Perbanyak teacher training dan evaluasi regularly, dari feedback hasil evaluasi pelatihan tersebut terus berkembang dan diperbaiki 2. Kurikulum Universitas penghasil guru, harus juga dirubah dan diperbaiki

Khusus untuk saya sebagai guru kata Minna search one person who has the same vision about education like yours dan sebarkan ide itu di sekolahmu...idiiiihhh (yang ini saya senyum ajah wkwkwk)

Semangaaaat Indonesiaaaa.....

Tulisan sebelumnya tentang perkembangan kurikulum Finlandia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...