Minggu, 18 Desember 2016

Hari Terkeren di 2016

14 Desember 2016, hari Rabu, adalah hari terkeren di 2016
1200 anak pra dewasa ini banyak senyum, banyak tingkah, berisik, wajahnya coreng moreng, bajunya warna warni, semua bahagia

Thanks to tim kesiswaan dan OSIS MAN Sa, atas kekompakannya dan manajemen yang bagus, sehingga 32 kelas bisa tampil dengan maksimal, tanpa gangguan, 1200 anak tumpah blek di halaman sekolah, tertawa bersama, gemes bersama, teriak bersama, tepuk tangan bersama

dramblek sama dengan drum band, tetapi alat yang dipukul adalah genthong plastik bekas,
bekas tempat sampah dan kenthongan, ini tampilan kelas 12 IPS 4

berpose dulu setelah tampil, kostum terheboh...

the army dance kelas X

Sabtu, 17 Desember 2016

Wali Kelas

Kali ini untuk kedua kalinya selama 12 tahun mengajar, saya jadi wali kelas lagi, dan lagi lagi saya dipertemukan dengan anak anak istimewa.
Kelas yang Kumplit, anak anak  baik hati, ceria terus, rajin sekali, atlit berprestasi, tidur terus, sering bolos, anak anak yang kurang percaya diri, over percaya diri, rendah diri, manja.

hah...

Saya kadang kewalahan dengan komplen teman teman tentang mereka hahaha

Tapi justru komplen teman teman ini jadi mempermudah mempersatukan mereka, biasanya kelompok yang senasib memiliki empati yang lebih besar, WE mereka kuat

Satu semester ini banyak hal yang saya pelajari, saya baru belajar, kadang saya masih bingung bagaimana menghadapi mereka, anak anak bukan, dewasa juga belum
dan senjata andalan saya ya jadi teman mereka, sampe kadang saya sering lupa kalo saya guru mereka *payah deh
orang orang di sekitar malah terkadang risih, kalau denger kita ngobrol, no boundaries, apa aja dengan bahasa jawa tanpa level - egaliter

Senin, 12 Desember 2016

TAN : Sebuah Novel

Banyak hikmah dibalik konsletnya hape saya....selama 3 hari ini 4 buku sudah habis saya baca, Suti - Sapardi Joko Darmono, Gadis Pantai - Pramodya Ananta Toer, Anak anak Revolusi - Budiman Sudjatmiko dan terakhir TAN: Sebuah Novel, yang ternyata terbitan Februari 2016 (baru tahu setelah searching di google tentang sosok Ibrahim a.k.a Tan Malaka)

Saya selalu suka kisah anak anak muda usia 16-17 tahun yang sudah berpikir, apa yang harus mereka lakukan untuk bangsanya, sudah berpikir peduli terhadap masyarakat sekitarnya, tidak sekedar berpikir, tetapi mereka belajar, menganalisis, berdiskusi dan kemudian bertindak. Cool, seumur itu?...
(inget jaman saya SMA n Kuliah, EGO aja yang dipikir)

Terus berpikir bagaimana menanamkan rasa itu ke murid murid saya yah, biar nggak kayak gurunya ini...
Mereka biasanya pasrah pada kemiskinan yang mendera, pasrah dengan keadaan sosial yang mereka hadapi, karena cara paling mudah cari perhatian dengan tindakan menyimpang, jadi deh mereka berhadapan dengan aturan aturan yang tidak pernah menyelesaikan akar masalah mereka

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...