Minggu, 19 April 2015

Zero Waste yuuuuk... (^.^)/..

Semalem bersama temen temen komunitas homeschooling Malaga, nobar film Trashed - Jeremy Irons yang teasernya bisa dilihat disini


Terus terang saya nontonnya sambil merem merem, antara ngeri, sedih, ironis
Terutama saat diungkapkan bagaimana racun dioksin tiba tiba muncul di tubuh tubuh bayi yang baru lahir, bagaimana seekor paus mati karena terlalu banyak sampah plastik yang dikunyahnya, bagaimana Jakarta yang diperkirakan akan menyelesaikan masalah sampahnya selama 20 tahun, karena produksi sampah di kota tersebut 6000 ton per hari.

Para bapak, di sesi diskusi menyimpulkan bagaimana kita menahan untuk bijak mengurangi sampah, dan mendaur ulangnya, jika para kapitalis tidak peduli, dan tetap menggunakan plastik untuk wadah produk yang dihasilkannya

Hingga akhirnya kita bertekat untuk mulai mengurangi sampah, selalu jangan lupa bawa tas dan wadah sendiri saat belanja. Waktu kumpul kemarin kami juga sudah mulai, semua bawa wadah sendiri, piring, dan tempat minum sendiri. Ketika ada sisa makanan, semua bersih bersih masuk ke wadah masing masing dan program selanjutnya in two week, kita akan mulai berbagi barang barang yang sudah tidak terpakai di rumah. Ada yang lupa, mengurangi belanja yang tidak bermanfaat, Jeremy Irons, sampe gak beli baju baru lho, supaya tidak numpuk sampah lagi (itu salah satu contoh sih)

Jika beli sesuatu mulai pikirkan manfaatnya, saya jadi ingat pesan Rosullulloh, bahwa semua barang yang kita miliki, akan diperhitungkan kelak pertanggungjawabannya.

Back to reality, himbauan jangan buang sampah sembarangan saja, susaaah sekali diterapkan, masih banyak orang dengan enaknya, buang sampah dijalan, bangkai tikus, bungkus makanan. Apalagi mengedukasi mereka untuk memisahkan sampah busuk dengan kertas dan plastik.
Belum lagi, mengedukasi mereka untuk tidak konsumtif, berpikir ulang untuk membeli sesuatu. :(

Perhatikan sebuah keluarga di Amerika yang lima tahun ini sudah menerapkan Zero Waste, tanpa sampah di rumah



bagaimana mereka peduli terhadap lingkungan dan orang lain, jika semua keluarga di seluruh dunia, menyadari ini dan melakukan ini. InsyaAllah tidak ada lagi bayi bayi lahir dengan racun dioksin di tubuhnya, racun ini membuat mereka lahir tidak sempurna :(

Dari keluarga, kemudian jadi satu desa, seperti di sebuah desa di Kamikatsu, sebuah desa pegunungan di timur Japan


oke sekarang sebagai permulaan, suami sih sejak disini, sudah mulai memisahkan sampah busuk, plastik, kertas dan botol botol, sampai rumah kayak rumah pemulung.

Tapi masalah plastik ini saya belum concern sekali, paling pol, saya selalu bawa tas belanja sendiri di jok motor, berarti sekarang tambah beberapa kantung kain untuk beli cabe dll, dan kalau belanja di pasar ya, karena di pasar, semua bisa curah tanpa kemasan kan.... biar petani juga senang
1. Selalu berpikir manfaat dari semua barang yang kita beli, sekaligus bungkus barangnya, bisa dipakai lagi atau tidak atau di recycle
2. Beli barang atau kemasan, yang perusahaannya mau nukerin barang bekas nya, yang saya tahu kalau disini sih cuma tupperware ya (bukan iklan)
3. Usahakan pakai wadah kaca, biar bisa tahan lama wadahnya..
4. Terus gak usah beli baju barang baru, pakai baju diawet awet, barang barang yang tidak digunakan, kasihkan ke orang lain yang membutuhkan. Gak usah gengsi pake barang bekas.

Sementara itu dulu yang mau saya lakukan..
Semangaaaattt!!...(^.^)/..

Ketika aku masih muda dan bebas dan imajinasiku pun tanpa batas, 
aku bermimpi mengubah dunia.

Ketika aku bertambah tua dan bijaksana, 
aku menyadari bahwa dunia tak dapat kuubah,
maka cita-citaku kupersempit dan kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku. 
Namun tampaknya itupun tak berhasil

Ketika usia senja mulai kujelang,
lewat upaya terakhir yang penuh keputusasaan,
kuputuskan untuk hanya mengubah keluargaku,
karena mereka orang-orang yang paling dekat denganku.
Namun sayangnya, 
mereka pun tak kunjung berubah

Dan sekarang, ketika aku berbaring menjelang kematianku, 
tiba-tiba kusadari:
Jika pertama-tama yang kuubah adalah diriku sendiri
maka teladan yang kuberikan mungkin dapat mengubah keluargaku.
dan mungkin inspirasi dan dorongan mereka membuat negeriku menjadi lebih baik.
Dan siapa tahu, pada waktu itu aku telah mengubah dunia.

(Puisi ini terpahat di sebuah kuburan/makam seorang bishop Anglican (Tahun 1100) yang terdapat di Westminster Abbey)

Mereka keluarga yang akan memulai ini..
Bismillah, istiqomah ya.. :)

2 komentar:

  1. Terimakasih sharing film edukasinya. Insya Allah, masuk dalam daftar tonton.

    Masalah sampah memang solusi paling efektif adalah berawal dari masing-masing diri kita.

    Yuk pegang prinsip: #ZeroWaste

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih juga, semangaaattt!! ZeroWaste.. (^.^)/..

      Hapus

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...