Sabtu, 03 Desember 2011

Seminar yang menyenangkan..(^.^)/ (bag.1)

Drs. Muh. Haris, M.Si, Dr. Samtono & Dr. Bambang Ismanto
Saya biasa menulis bebas, sekarang sempat bingung juga ketika ditantang seorang Dr. Bambang Ismanto Kaprogdi FKIP jurusan Pendidikan Ekonomi UKSW, untuk menulis ulasan mengenai kegiatan seminar hari Jumat, 2 Desember kemarin. Hmmm tapi karena UKSW kampus yang menjunjung kebebasan berpendapat juga orang-orang yang open mind, saya akan tetap menulis seperti biasanya aja deh ya...just the way I am..

Awalnya sempat surprise juga, ketika sebuah sms datang, bahwa saya diminta menulis nama lengkap dan gelar karena akan dijadikan anggota jaringan peneliti pendidikan kota Salatiga oleh Bambang Ismanto, saya sering dengar nama ini, tapi darimana beliau tahu nomer HP saya.
Hmm saya ingat punya teman baik senasib sepenanggungan, Ibu Yuli Eko dari SMAN 2 yang sering sekali merekomendasikan saya ke kolega-koleganya, yang membuat saya sering haru..(*ada cerita tentang kami berdua, karena prestasi kami, karena semangat kami membuat kami sedikit kesulitan--yang detailnya tidak dapat saya ceritakan disini hehe)

Benar dugaan saya, ibu Yuli merekomendasikan saya ke pak Bambang, mudah-mudahan saya tidak mengecewakan ya..

Selain menjadi anggota jaringan peneliti tersebut ternyata saya juga diminta untuk menyajikan karya tulis saya didepan mahasiswa beliau, mahasiwa FKIP progdi Pendidikan Ekonomi. Walah-walah Alhamdulillah akhir tahun yang membahagiakan, setelah terbitnya modul saya, juara essay, rev buku Pusbuk, beasiswa S2, sekarang mendapat tawaran yang memang saya suka...what a blessing world

Acara hari itu dimulai dengan seminar mengenai Revitalisasi Salatiga sebagai Kota Pendidikan oleh Wakil Walikota dan Masalah Kebijakan Pendanaan Pendidikan oleh Dr. Bambang Ismanto, M.Si

Drs. H.Muh. Harris, M.Si - Wakil Walikota yang humble
Tapi saya tidak begitu menangkap dengan jelas maksud pak Wawali yang ternyata sangat humble itu, selain peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, dan tujuan pendidikan yang terkesan masih akademis. *kenapa nggak nanya?..sebagai guru MAN saya ini abu-abu, berada dan mengajar anak-anak Salatiga, namun segala kebijakan dan dana saya ikut Pusat, saya tidak bisa ikut MGMP kota lagi, tidak bisa ikut bikin soal tryout UN lagi, tidak bisa dapet fasilitas dari Pemkot...*dan saya maklum sekalilah

Menurut saya, tujuan pendidikan yang akan dicapai mestinya jelas terinci tidak normatif, masalah-masalah yang terjadi, prosentase keberhasilan dan kegagalan juga jelas, dan juga penyebabnya. Pelatihan guru juga bukan sekedar basa-basi untuk menghabiskan dana, namun memang sungguh untuk meningkatkan kualitas guru. Sebenarnya dari rumah saya sudah berandai ingin bicara mengenai sistem pendidikan di Finland, dimungkinkan kah diterapkan di kota kecil ini, mengingat kebijakan pemerintah tentang kurikulum KTSP sangat fleksible dan cenderung membebaskan sekolah untuk mengeksplore apa yang dimiliki sekolah, namun belum ada sekolah negeri yang berani untuk murni menerapkan KTSP di sekolahnya.

Kemudian tentang kebijakan pendanaan yang disampaikan Dr.Bambang Ismanto, adalah hasil penelitian desertasinya, yang ternyata kita punya dana yang lebih dari cukup kok untuk mendanai penyelenggaraan pendidikan di kota Salatiga ini. Saya berharapnya sih ada prosentase yang besar untuk pelatihan guru yang sungguh-sungguh berkualitas. Saya baru membaca buku John Holt-How Children Fail yang ternyata penyebab terbesarnya adalah Guru--so jika ingin pendidikan berkualitas, tingkatkan kualitas gurunya dulu, rubah paradigma pendidikan konvensional yang masih saja ada di kepala sebagian besar guru, *jadi ingat seorang anak 6 tahun dikeluarkan dari SDN karena belum bisa baca dan tulis yang membuatnya kesulitan menjawab soal test, padahal ketika ditanya secara lesan anak ini bisa menjawab dengan baik dan benar--gurunya mesti baca bukunya Marty Lyne ya--dia nggak sadar sudah menjatuhkan harga diri dan kepercayaan diri anak itu..:(

Tibalah sesi tanya jawab, yang bikin saya amaze pertanyaan-pertanyaan mahasiswa ini sangat-sangat bagus mendasar dan kritis, seperti sebetulnya mainstream kebijakan pendidikan kota ini seperti apa, atau temanya kok revitalisasi salatiga menjadi kota pendidikan berarti dulu kota ini pernah menjadi kota pendidikan dan kenapa sekarang tidak dan bagaimana menumbuhkannya lagi, bisa tidak kita bikin sekolah yang murah tapi berkualitas sehingga anak-anak miskin bisa merasakan sekolah berkualitas *saya mau jawab bisa sekali kan sudah ada SMP alternatif Qaryah Thoyyibah fasilitas internasional yang sudah mendunia dengan SPP 15rb per bulan, dan masih ada sekitar 10 pertanyaan lagi   *anak-anak yang kreatif dan menyenangkan bikin saya merasa muda lagi hehe

Oke dilanjut di tulisan kedua ya sudah jam 3 pagi, saya bikin tesis dan tugas-tugas kuliah dulu...see u



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...